foto : ind (03/12/19)
ALIPI NEWS – Seperti tahun sebelumnya pemilu Fakultas
Pertanian (FP)
kembali aklamasi. Sejak dibuka pendaftaran Calon Gubernur (Cagub) dan Calon
Wakil Gubernur (Cawagub) pada hari Senin (02/12) hanya ada satu paslon
pendaftar yaitu Sulton Hakim dari prodi Agroteknologi sebagai Cagub dan Moh.
Faes dari prodi Agribisnis sebagai Cawagub.
Selasa (03/12) Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM)
Fakultas Pertanian menyelenggarakan acara penyampaian visi dan misi untuk Cagub
dan Cawagub di halaman gedung Fakultas Pertanian (FP). Acara tersebut dihadiri oleh
Wakil Dekan III FP, demisioner Gubernur dan Ketua DPM 2019 serta beberapa
mahasiswa Fakultas Pertanian.
Dalam
penyampaian visi dan misi, audien diberi kesempatan bertanya kepada paslon,
namun kesempatan tersebut menuai protes. Beberapa audien protes karena dari
KPUM membatasi satu pertanyaan untuk
masing-masing prodi dan tidak diperbolehkan menanggapi jawaban dari paslon. Hal
tersebut sudah menjadi sistematika yang disusun oleh KPUM.
“Sebenarnya yang ada sesi tanggapan itu hanya dari
paslon, sedangkan dari mahasiswa tidak ada sesi tanggapan, makanya itu
ditambahkan ada satu kali tanggapan untuk menanggapi dari jawaban paslon,”
tutur Miftahol Aripin, ketua KPUM.
KPUM membuat rundown
acara Debat Kandidat berdasarkan prediksi ada beberapa paslon yang mendaftar,
namun karena hanya ada satu paslon maka KPUM memampatkan estimasi waktu lebih
cepat dari yang tertera di timeline
awal.
“Dari segi rundown kan sampai jam 12.30 WIB, rundown tersebut dibuat dari jauh - jauh
hari. Dan rundown itu dibuat, memikir bukan hanya satu
paslon melainkan dua atau tiga paslon yang mendaftar, maka dari itu
diestimasikan waktu sampai 12.30 WIB. Kan disini juga berubah, karena yang
daftar hanya satu jadi lebih cepat, karena tidak ada debat antara paslon satu
dengan paslon yang lainnya.” Imbuh Miftahol.
Audien menginginkan adanya sesi untuk menaggapi jawaban
dari paslon. Keinginan dari audien yang tidak sesuai dengan sistematika yang
dibuat KPUM menuai perdebatan. Sesi tanya-jawab yang dianggap selesai oleh KPUM
tidak disetujui oleh audien, sehingga KPUM menyerahkan kepada paslon bersedia
atau tidak jika ada audien yang ingin bertanya lagi, namun paslon mengembalikan
lagi kepada KPUM selaku penyelenggara acara.
“Tadi kata Ketua KPUM diserahkan ke paslon ya, seperti
itu kan? Sekarang saya tanyakan kembali, paslon ini sebenarnya mau atau tidak.
Jangan panjang lebar, kalau iya, iya. Kalau enggak,
enggak. Jangan iya yang enggak -
enggak.” Protes salah satu mahasiswa Teknologi Industri Pertanian saat
acara berlangsung.
Tanggapan lain disampaikan oleh mahasiswa Agribisnis yang
juga menyayangkan acara penyampaian visi dan misi Cagub dan Cawagub tahun ini.
“Acara ini merupakan ajang penyampaian visi dan misi
bukan penyampaian debat kandidat, jadi saya rasa untuk acara tadi sebenarnya
sempat ada gesekan mengenai waktu yang diberikan KPUM ke audien dan saya rasa banyak
teman-teman mahasiswa pertanian yang ingin mengetahui bagaimana pemimpin kita
satu tahun kedepannya itu seperti apa. Hanya saja dari KPUM membatasi
pertanyaan yang ingin disampaikan oleh mahasiswa pertanian.” tutur Qutsiati
Utami, mahasiswa Agribisnis. (ind/dew)