Diutarakan oleh Muji saat diwawancara pada (18/7), Indofood Riset Nugraha atau yang dikenal dengan IRN merupakan program tahunan, berupa pendanaan riset yang diberikan oleh Indofood untuk Mahasiswa strata 1 (S1) tingkat akhir yang sedang melakukan penelitian skripsi. Program IRN ini, tegas Muji, tidak dikhususkan untuk mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (TIP) saja, namun ini bersifat terbuka untuk umum. “Tahun ini merupakan tahun ke-3 Prodi TIP mendelegasikan mahasiswanya pada program IRN Indofoot,” terang Muji lebih lanjut.
Berdasarkan Pernyataan Muji, dari Prodi TIP sendiri, pada tahun 2019 terdapat 1 mahasiswa yang berhasil mendapatkan pendanaan dari program IRN, dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan, bahwa terdapat 3 mahasiswa yang berhasil mendapatkan pendanaan. “Tahun ini, Prodi TIP sudah mempersiapkan beberapa mahasiswa untuk terjun pada program IRN ini, namun belum bisa dipastikan terdapat berapa orang yang diterima.” ”Partisipasi mahasiswa TIP tiap tahunnya, dinilai semakin meningkat. Hal ini karena mereka semakin tahu, bahwa program ini adalah program nasional yang memungkinkan mereka mendapatkan pendanaan riset.”
Dalam hal ini Muji juga menyampaikan bahwa prodi TIP tidak menjalin MoU (ikatan kerjasama) dengan Indofood.
“Untuk mendapatkan
Informasi mengenai program IRN Indofood bisa mahasiswa dapatkan secara mudah
melalui situsnya, yaitu Indofood Riset Nugraha,” tambahnya.
Lebih detail, Muji pun menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat ketika mahasiswa ikut serta dalam program IRN, antara lain yaitu berkesempatan mendapatkan dana penelitian untuk skripsi atau tugas akhir, kemudian dapat menjalin jaringan dengan berbagai akademisi, dan yang terakhir yakni sebagai tolak ukur sejauh mana kualitas penelitian yang telah mahasiswa lakukan. “Paling penting untuk dijadikan pertimbangan, karena dalam ajang ini, panelis atau reviewer-nya berasal dari kalangan akademisi dan praktisi yang reputasinya diakui secara nasional, jadi riset Mahasiswa sekalian akan sangat diuji bobotnya,” terang salah seorang Dosen Prodi TIP tersebut. Program ini, menurut Horisah sebagai peserta lolos program IRN 2020 (juga) bisa menjadi ajang untuk memulai skripsi lebih awal sehingga nantinya bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan atau memulai penelitiannya. Jika di terima program IRN manfaat yang didapatkan bisa meringankan biaya pengeluaran dalam melakukan penelitian skripsi.
“Dengan ikut program IRN dan
menjadi peserta lolos IRN, Saya menjadi
lebih banyak teman atau relasi dari berbagai daerah di Indonesia karena program
ini merangkul beragam universitas, sehingga dari situ bisa saling bertukar pandangan,
menjalin relasi. Selain itu, menjadi peserta IRN, berarti juga dinilai memperoleh
prestasi, di mana hal ini bisa menjadi rekam jejak yang baik yang kemungkinan
besar bisa berpengaruh terhadap karir kedepannya,” ujar alumni TIP angkatan
2017 itu.
Tak ketinggalan, Horisah juga menjelaskan
bahwa persiapan adalah kunci utama. “Saya tidak ada strategi untuk bisa
diterima di program IRN. Yang Saya lakukan hanyalah mempersiapkan sebaik yang Saya
bisa, di antaranya mencari dosen pembimbing yang sportif, responsif, dan nyaman
ketika diajak diskusi. Selain persiapkan yang matang, mencari ide yang aktual
serta sesuai dengan tema yang ditentukan oleh pihak IRN pun menjadi kunci lain
agar bisa lolos dalam program,” demikian yang Horisah sampaikan.
Menurutnya, kesalahan yang
sering dilakukan mahasiswa ketika mengikuti program IRN ini antara lain yaitu saat
menentukan topik. Seringkali topik yang Mahasiswa
angkat sulit untuk direalisasikan atau bisa juga karena ketidakmampuan mahasiswa
menyampaikan ide tersebut ke dalam bentuk tulisan. Namun hal ini bisa diminimalisir
dengan memperbanyak diskusi dan bimbingan kepada dosen pembimbing. Kesalahan lainnya,
berdasarkan apa yang disampaikan Horisah saat diwawancara, adalah ketidaksesuaian
proposal dengan format yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. “Bisa juga karena
dana yang diajukan terlalu tinggi, jadi kurang realistis gitu, serta paling
umum soal kelalaian dari segi manajemen waktu, dalam artian penyusunan proposal
yang kelewat dekat dengan deadline Pengumpulan, sehingga tergesa-gesa
dan akhirnya mengumpulkan proposal seadanya (tidak maksimal),” terang Horisah.
Oleh Wenti, mahasiswa TIP
yang akan mengikuti IRN, menyampaikan persiapannya dalam program program ini. “Hal
yang dipersiapkan sebelum mengikuti IRN yaitu mencari informasi mengenai program
IRN. Mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh pihak IRN, agar mengetahui informasi-informasi
teknis yang berkaitan dengan IRN, sehingga memiliki pandangan untuk komoditi
yang akan diambil serta penulisan proposal yang akan disusun,” Wenti
menjelaskan.
“Motivasi yang membuat Saya
berniat untuk mengikuti program IRN adalah dari brand perusahaan
penyelenggara, di mana perusahaan Indofood sendiri yang sudah Kita ketahui
bersama sudah sangat dikenal dan produknya pun sudah pasti bisa Kita dijumpai dimanapun
daerah di Indonesia. Dari segi biaya, tentunya ini akan sangat membantu Saya
karena bentuk program IRN ini berupa pendanaan penelitian skripsi yang
proposalnya lolos diseleksi oleh pihak IRN. Dilihat segi prestasi ini sangat
membantu dan memberikan nilai plus karena Saya mencantumkan prestasi tersebut
dalam kurikulum”, tutur Wenti.
“Terakhir, semakin banyak
yang lolos ke sana, itu artinya akan mendongkrak rekam jejak Prodi. Tidak ada
rahasia khusus, yang terpenting ada treatment yang kuat dari dosen untuk
membantu membimbing mahasiswa, serta memastikan bahwa mereka betul-betul mempersiapkan
proposalnya. Mahasiswa yang sudah siap ada 2 faktor, yaitu insiatif yang kuat
dan motivasi atau dorongan dosen untuk membimbing mahasiswanya. Sejauh di TIP,
program IRN selalu memuaskan, sehingga Kami terus berpartisipasi di ajang IRN
ini di tahun-tahun berikutnya,” pungkas Muji ketika akan mengakhiri sesi
wawancara.
“Jadi
Saya merekomendasikan kepada teman-teman semuanya untuk mengikuti IRN, karena
akan mendapatkan segudang manfaat dari adanya program tersebut. Minimal, kesempatan
IRN ini dijadikan sebagai momentum untuk mempersiapkan skripsi lebih cepat dan
meringankan beban dalam mempersiapakan langkah selanjutnya dalam mengerjakan
penelitian skripsi. Ingat! keberuntungan akan terjadi jika persiapan bertemu
dengan kesempatan.”
Reporter : Wildan dan Dea
Editor : Bayu