Bangkalan
(25/9), Lembaga Sertifikasi Pekerja (LSP) pertanian yang dinaungi Badan
Nasional sertifikasi Pekerja (BNSP) melakukan kegiatan uji kompetensi. Kegiatan
tersebut bertempat di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dengan sasaran mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) yang dilaksanakan mulai hari Jumat-Minggu kemarin (24/9).
|
(peserta uji kompetensi BNSP di UTM / LPM ALIPI) |
Hasil pelaksanaan uji kompetensi, berupa sertifikasi kemampuan/kompetensi diri. Menurut
Askur Rohman
selaku Ketua Pelaksana kegiatan uji kompetensi mengatakan bahwa sertifikat hasil uji kompetensi merupakan bukti yang memperkuat
kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa FP. Kemampuan tesebut diuji berdasarkan sub tema
atau skema.
Sedangkan untuk pendaftarannya, ia menuturkan
uji kompetensi secara umum memiliki 2 jalur yang berbeda. “Uji
kompetensi ada dua jalur yaitu melalui jalur reguler dan mandiri” tutur Askur. Dijelaskan bahwa jalur
reguler berupa jalur dari pemerintah sehingga diajukan langsung oleh pemerintah, sedangkan jalur
mandiri dapat dilakukan dengan mengajukan diri ke pihak asesor untuk mengikuti uji
kompetensi. Jalur mandiri bisa di lakukan hanya dengan satu atau dua orang
saja.
Dalam pelaksanaannya, terdapat tim asesor (pengawas secara umum) yang telah tersertifikasi sebagai asesor melalui
tes. Tes pengujian tim asesor dilakukan langsung dari LSP pertanian yang berada di Kota Malang khususnya area Jawa
Timur. Sekitar 10 asesor telah lulus sebagai asesor yang ada di FP UTM.
Bagaimana dengan biayanya? Biaya masuk melalui kedua
jalur relatif tidak jauh berbeda tergantung segi kualitasnya. Apabila uji kompetensi
dilakukan tanpa subsidi, harga per paket skema ditaksir antara Rp. 500.000 hingga Rp. 5.000.000. “Biaya uji kompetensi, murah
mahalnya tergantung tingkat kesulitan dari uji dan kualitas sertifikatnya”
lanjut Askur.
Biaya
masuk khusus mahasiswa FP UTM
kemarin hanya Rp.
100.000 per paket skema. Dikarenakan disubsidi
langsung oleh BNSP. Namun dikarenakan beban biaya
masih terlalu tinggi, maka terjadilah subsidi kembali menjadi Rp. 50.000 dari asesor. “Mahasiswa yang ikut 2 paket disubsidi oleh kami karena kami
menyadari (mereka) kalangan mahasiswa”
terang Askur. Beliau menambahkan bahwasanya sangat di
sayangkan jika paket yang telah di berikan oleh BNSP harus dikembalikan atau ditarik
kembali karena tidak ada mahasiswa
yang mendaftar.
|
(tes wawancara uji komptensi BNSP / LPM ALIPI) |
Paket
skema yang diberikan olah pihak asesor diantaranya pengolahan roti 1 paket, pengolahan selai 1 paket, budidaya tanaman 3 paket, hortikultura 3
paket dan
pembibitan 1 paket. Setiap 1 paket terdiri
dari 20 peserta mahasiswa. Jadwal kegiatan uji kompetensi
dibagi dua yang petama tes tulis mulai pukul 08.00 hingga 10.30 dilanjutkan ujian praktik pukul 12.30 hingga
selesai. Peserta yang mendapat sertifikat hanya peserta yang dinyatakan lulus dari
keseluruhan uji. “Asesor yang berhak meluluskan peserta uji kompetensi,” lanjut
Askur.
Masa
berlaku sertifikat uji kompetensi hanya 3 tahun. Selanjutnya dapat diperpanjang
dengan melihat portofolio dari pihak pengaju sehingga tidak perlu tes ulang. Sayangnya, sertifikat tidak dapat di
prediksi kapan dikeluarkan karena BNSP selaku pembuat sertifikat yang membawahi sertifikasi seluruh Indonesia. Untuk itu peserta hanya bisa menunggu
hingga ada konfirmasi pihak terkait. (Muk/Sit/Uus)