Covid-19 mengakibatkan Program Kerja (Proker) Ormawa harus dilakukan secara online. Hal tersebut memicu perombakan anggaran dana.
"Tidak ada karakteristik tertentu untuk proker yang awalnya offline lalu diubah menjadi online. Itu tergantung dari kitanya saja, kalau kita mampu berpikir, responsif terhadap keadaan, dan punya kreativitas, insyaAllah bukan masalah lagi hal-hal seperti ini." Ujar Dzikrul, ketum HIMATIPA 2019. Hal tersebut sama persis dengan yang dikatakan Sofi bendum BEM FP bahwa keadaan ini menguji kreativitas kita dan juga kepekaan kita terhadap perubahan situasi di masa pandemi.
Dzikrul juga memaparkan bahwa proker di HIMATIPA disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa TIP. Maka waktu raker penyusunan proker mengedepankan aspek berkemanfaatan dan fleksibilitas. Jadi jika proker sudah bersifat fleksibel, mau diubah bagaimanapun tetap bisa. Terutama perubahan konsep dari offline menjadi online.
Perubahan Konsep proker yang saat ini dilakukan secara online membuat Ormawa kebingungan dalam mengatur pengeluaran anggaran. Seperti halnya anggaran konsumsi dan transportasi yang tentunya tidak digunakan. Sofi mengatakan bahwa tidak ada karakteristik tertentu untuk proker online agar disetujui dalam penggunaan dana DIPA, jadi sesuaikan POK saja.
"Jadi proker akan disetujui jika ada bukti dan sesuai POK. Sedangkan untuk konsumsi yaa terserah mau diapain yang penting berbentuk konsumsi dan tidak harus seperti biasanya." paparnya.
Pencairan dana DIPA tetap sama seperti biasanya, sesuai alur, yaitu proposal diajukan ke DPM FP (Komisi II) lalu ke Gubernur BEM FP lalu ke Wakil Dekan III FP dan terakhir ke administrasi FP.
Dana DIPA yang dialokasikan untuk proker Ormawa sampai saat ini tak kunjung cair. Perihal atas keterlambatan dana cair mengakibatkan kendala bagi Ormawa dalam menjalankan proker online. Sementara Sofi mengatakan bahwa Dana DIPA masih akan cair di bulan September mendatang.
"Semua ketum ormawa sudah tau kalau dana DIPA akan cair bulan september mendatang." kata Sofi.
Pernyataan Sofi tidak selaras dengan pernyataan Insafitri sebagai Wadek II yang mengakatakan masih belum tahu kapan dana DIPA akan dicairkan.
"Saya tidak tahu dana DIPA dicairkan September itu info dari mana," ungkap Insafitri.
Insafitri juga mengatakan bahwa dari pemerintah ada pengurangan dana dengan alasan penanggulangan Covid-19. Fakultas pertanian sudah melakukan evaluasi, jadi kegiatan yang tidak bisa dilakukan pada masa pandemi dihapus, seperti dana delegasi mahasiswa di luar pulau jawa.
Ada kesimpang siuran antara bendum BEM FP yang mengatakan bahwa dana akan cair di bulan september mendatang dengan Insafitri sebagai Wadek II yang mengatakan belum tahu kapan dana akan cair.
"Segala informasi yg memang seharusnya disampaikan kepada ormawa, harapan saya benar-benar disampaikan secara terbuka. Karena hal-hal yg tidak disampaikan terbuka akan menjadi sumber kekacauan. Terlebih disaat seperti ini, tidak adanya informasi yg jelas terkait dana dipa. Yaaa mohonlah pihak yang berwenang itu memberikan informasi secara jelas terkait hal tersebut." jawaban Dzikrul ketika ditanya harapan kedepannya mengenai manajemen fakultas, spesifiknya perihal dana ormawa.
Segala bentuk upaya terkait Kejelasan Dana DIPA masih ditunggu oleh pihak Ormawa. Diharapkan pihak yang berwenang dapat segera memberikan kejelasan perihal dana DIPA tersebut, terutama kapan waktu pencairannya.
(Muhlisa,Dewi)
0 Comments:
Posting Komentar