This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Februari 2022

Pelantikan BEM dan BK Faperta: Sebuah Asa untuk Faperta SIAP

Pelantikan BEM dan Badan Kelengkapan (BK)

(Foto: Dokumentasi Internal Alipi) 


Alipi News- Senin (28/02/2022) Segenap rangkaian acara pelantikan BEM dan Badan Kelengkapan(BK) Faperta terlaksana dengan penuh kesan dan harapan. Dimas selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa pelantikan ini terkait dengan BEM dan BK.


Pada acara pelantikan kali ini, pihaknya mengusung tema “Mewujudkan kepemimpinan yang royal dan bertanggung jawab menuju Faperta SIAP (Solid, Inovatif, Aspiratif, dan Prestasi)”. Mengutip dari tema tersebut, ada makna yang tersirat di dalamnya yaitu sebagai tanda bahwa seluruh pengurus baru dapat menjadi seorang pemimpin yang royal dan juga bertanggung jawab atas tugas yang telah diamanahkan sesuai dengan jabatannya.
“Sedangkan, menuju Faperta SIAP yakni solid, inovatif, aspiratif dan prestasi, mengartikan bahwa saat ini di Faperta harus lebih siap dengan segala hal yang terjadi yang dihadapi selama satu periode ke depan, mulai dari kesolidannya dan inovasi-inovasi baru apa saja yang di munculkan periode baru kali ini dan menampung berbagai aspirasi keluarga mahasiswa pertanian serta yang pastinya menekankan mahasiswa pertanian yang penuh prestasi baik itu prestasi akademik maupun non akademik,” tambah Dimas.


Dimas menuturkan alasannya mengenai pemilihan tema pelantikan tersebut. Ia beranggapan bahwa tema tersebut sesuai dengan visi misi gubernur dan wakil gubernur, dimana kepengurusan saat ini menekankan pada pemberdayaan bersama. “Mengenai ada yang spesial dari tema kali ini yaitu berkaitan dengan menyinkronkan visi misi yang dimiliki oleh gubernur dan juga wakil gubernur. Tidak hanya itu saja, spesial lainnya juga ada yaitu dengan makna yang begitu luas bisa dirangkum menjadi satu dalam sebuah tema yang padat dan jelas sehingga mudah dipahami dari semua peserta baik itu dari kepengurusan BEM fakultas sendiri dan juga badan kelengkapan sendiri,” Terang Dimas, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2020 itu.


Pada saat pelantikan berlangsung, ketua pelaksana tersebut sendiri menggunakan media sosial Instagram untuk menayangkan siaran langsung agar orang yang tidak bisa lihat secara langsung bisa melihat di sosial media. Ia juga sudah berkoordinasi dengan pengurus harian dari BEM untuk melakukan siaran langsung. Panitia ini dibentuk khusus untuk melantik badan eksekutif mahasiswa dan juga badan kelengkapan Faperta.


Segelintir harapan yang diinginkan Dimas ke BK Faperta agar bekerja secara maksimal. “Kami dari panitia sendiri bekerja secara maksimal,” tegas Dimas. Tak hanya itu Dimas berharap kepada BK Faperta agar bisa mengayomi seluruh anggota yang dengan pengayoman dari ketua umum dari berbagai himpunan dan ketua umum UKM fakultas itu, yang mana bisa membuat kenyamanan kepada seluruh anggotanya. Menurutnya, dengan membuat mereka nyaman di dalam sebuah himpunan atau sebuah UKM fakultas, bisa memaksimalkan kinerja dan yang pasti akan baik bagi himpunan dan juga UKM fakultas.


Harapan terakhir yang dilontarkan Dimas yaitu BK Faperta agar bisa menuntun semua anggota menuju tujuan yang baik, baik itu untuk memproses sumber daya manusia dari anggotanya sendiri maupun kebaikan dari masing-masing himpunan serta kebaikan dari masing-masing UKM fakultas. Ia menambahkan keinginan agar nantinya bisa membanggakan fakultas pertanian dengan kinerja yang baik dan juga prestasi-prestasi yang di dapatkan dari setiap himpunan dan setiap UKM fakultas itu, di harapkan bisa membanggakan faperta baik itu di lingkup universitas, di lingkup nasional, dan insyaallah di lingkup internasional dan seperti itu harapannya.


Di lain sisi, Eltsabilah selaku ketum PORGAFTA yang baru saja dilantik, mengungkapkan kesan pertamanya. Menurutnya, ada rasa senang tersendiri yang dirasakan olehnya. Di samping itu dia juga merasa kuatir akan beban yang ada dalam pikirannya, yang mana ia harus siap memikul beban untuk satu periode kedepannya.


Eltsabilah menginginkan banyak hal yang akan dikembangkan mengenai kekompakkan dan tenggang rasa antar ormawa dan target dalam kepengurusan kedepannya bisa mencetak atlet berprestasi dan mengikuti banyak kejuaraan. Mengenai progam kerja selanjutnya, Eltsabilah juga menginginkan programnya tepat sasaran dan mencapai semua output yang diinginkan. “Semoga teman-teman ormawa fakultas pertanian bersinergi dan bekerja secara nyata,” harapan Eltsabilah saat diwawancarai LPM Alipi.


Reporter : Satria
Editor : Bayu

Sabtu, 26 Februari 2022

Membangun Karakter APIK Melalui IKU dan IKP

Sosialisasi IKU dan IKP

(Foto: Dokumentasi Internal Alipi) 


Alipi NEWS- Kamis (24/2/2022) Sehubungan dengan terbentuknya pengurus ormawa dan dekanat yang baru, Wakil Dekan 3 bidang kemahasiswaan Bapak Agus mengadakan rapat koordinasi bidang kemahasiswaan bersama ketua dan sekretaris seluruh ormawa yang ada di Fakultas Pertanian, yang dilaksanakan di Gedung Rektorat lantai 7. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan beberapa kali terlontar candaan dari beliau.


Rapat koordinasi ini bertujuan untuk sosialisasi tentang Indikator Kinerja Umum (IKU) dan Indikator Kinerja Pendukung (IKP), membentuk keluarga besar Fakultas Pertanian dengan kegiatan yang memiliki satu tujuan, serta menyinergikan kegiatan dekanat dan kemahasiswaan. "Kalo semua bersinergi bisa saling bahu-membahu untuk membangun mahasiswa Fakultas Pertanian yang berkarakter APIK," ungkap Agus. Sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Bisma selaku Gubernur Fakultas Pertanian periode 2022 bahwa kegiatan ini bermanfaat untuk menjalankan program kerja yang telah terarah dan sudah diarahkan fakultas, agar tidak ada penolakan dari pihak fakultas sendiri. Karena sudah dirancang sedari awal untuk program kerja yang sesuai dengan 27 IKU yang telah dipaparkan oleh pihak fakultas.


Untuk mencapai karakter mahasiswa Fakultas Pertanian yang berkarakter APIK dibutuhkan target atau acuan yaitu IKU dan IKP yang pencapaiannya dilaporkan setiap triwulan sesuai surat perjanjian kerja antara Rektor Universitas Trunojoyo Madura dan Menteri serta Dekan Fakultas Pertanian dan Rektor Universitas Trunojoyo Madura. "Kan sebelumnya memang penerapan IKU dan IKP itu baru tahun 2019/2020. Ini memang baru sekali, sehingga banyak mahasiswa yang perlu sosialisasi agar serupa kegiatan mengacu pada IKU dan IKP,” tambah Agus.


Mengapa IKU dan IKP dijadika acuan? Karena program kerja di Fakultas Pertanian itu mengacu ke rencana strategis yang ada di Fakultas Pertanian dan di Universitas Trunojoyo Madura. Kemudian dituangkan dalam bentuk PK rektor yang terdapat 27 IKU dan 71 IKP. "Untuk melakukan program kerja harus mengacu pada 27 IKU dan 71 IKP. Itu merupakan acuan kita sesuai SK rektor itulah yg harus kita acu,” jelas Bisma.


IKU dan IKP ini bertujuan sebagai cuan agar kegiatan lebih terarah dan indikator penilaian kegiatan secara subyektif, sehingga kegiatan yang diadakan tidak hanya bersifat rutinitas saja. Sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yang berprestasi dan dapat bersaing dengan universitas lain. "Sering kali mahasiswa kita itu minder karena dilihat pada pemberitaan itu mahasiswa Universitas A, Universitas B itu prestasinya bermacam-macam, nah kita mau kesana. Kita akan menunjukkan bahwa Fakultas Pertanian UTM ini memiliki prestasi yang mendunia dan tidak kalah dengan yang lain, otomatis itu butuh pedoman untuk menuju kesana. Apa indikatornya? Ya IKU dan IKP tadi," jelas Agus.


Di samping itu, gubernur menjelaskan tentang manfaat yang dirasakan sesudah mengikuti rapat koordinasi kemahasiswaan. "Manfaatnya, yaitu untuk menjalankan program kerja dan lain-lain, telah terarah dan sudah diarahkan fakultas, supaya tidak ada penolakan-penolakan, karena kita sudah merancang dari awal untuk program kerja sesuai dengan 27 IKU yang telah di paparkan oleh pihak fakultas,” jelas Gubernur Fakultas Pertanian itu. Dalam rapat koordinasi kemahasiswaan gubernur mengatakan secara garis besar materi yang telah didapatkan. "Untuk melakukan program kerja harus mengacu pada 27 IKU dan 71 IKP. Itu merupakan acuan kita sesuai SK rektor itulah yang harus kita acu,” tambah gubernur.


Gubernur juga menjelaskan apabila di persentasikan kegiatan tersebut dalam kepengurusannya satu periode ini memperoleh 50%. "50%, karena nantinya kegiatan-kegiatan kita nantinya akan membantu kegiatan fakultas dan juga khususnya kegiatan Universitas yang telah di tetapkan dalam SK rektor yang berbentuk 27 IKU dan 71 IKP nantinya kita akan menyusun program, (belum berjalannya) tetapi hanya fakultas itu mengarahkan, sehingga presentasenya sekitar 50%,” jelas Gubernur.


Reporter             : Abdurahman

Editor                  : Ariyani

 

 

 

Selasa, 22 Februari 2022

Cara Mengirim Karya


Berani Berkarya


Salam Pers Mahasiswa 

Halo teman-teman Fakultas Pertanian

Universitas Trunojoyo Madura.


Biar penghuni Fakultas Pertanian pada produktif nulis, nih LPM ALIPI hadir loh untuk membantu mempublikasikan karya teman-teman FP semua.


Penawaran ini terbatas untuk seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura aja nih.


Yuk segera kumpulkan karyamu, jangan ragu untuk berani berkarya!!.


Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.

- Pramoedya Ananta Toer-


Kategori karya dapat berupa:

1. Cerita pendek

2. Opini 

3. Fotografi 

4. Karikatur

5. Puisi


Mari bangkitkan semangat berkarya, agar dunia dapat menikmati karyamu. Kami tunggu  karya terbaikmu. 


Kirim karya terbaikmu disini 

bit.ly/BERANIBERKARYA


Narahubung 085702134617 (Bayu) 

Jumat, 11 Februari 2022

PTM di Tengah Merebaknya Varian Omicron: Efektifkah?

Sosialisasi Sistem Perkuliahan Semester Genap 2021/2022

Sumber: Instagram BEM UTM (@bemfaperta_utm)


Alipi News
- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) luring di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) akan dilaksanakan pada tanggal 21 Februari mendatang. Namun, kabar tersebut menuai kontra dari beberapa mahasiswa yang merasa keberatan dengan adanya kuliah tatap muka tersebut.


Ratna, mahasiswa Agroteknologi yang kini akan menempuh semester 4 memberikan pendapat mengenai kebijakan yang akan diterapkan pada semester genap tahun ini. "Kebijakan terkait perkuliahan semester genap ini menurut saya kurang bijak. Mengingat adanya varian virus baru yang diikuti dengan meningkatnya kasus pasien positif covid di berbagai wilayah Indonesia,” ungkap Ratna.
"Apalagi, para mahasiswa tidak hanya berasal dari wilayah Madura saja, tentu akan ada kemungkinan penyebaran virus di wilayah kampus jika menerapkan perkuliahan luring. Meskipun mahasiswa di awal negatif, tetapi ada kemungkinan terpapar saat mobilisasi," tambah Ratna.


Ratna juga menjelaskan bahwasanya perkuliahan tatap muka dirasa kurang efektif. "Tadi juga sempat disebutkan bahwa pertemuan hanya 30 menit. 30 menit diberikan materi menurut saya itu sangat kurang efektif. Apalagi, jika dosen harus menjelaskan secara langsung dan via device untuk yang daring,” jelas Ratna.


Lebih lanjut Ratna mengatakan bahwa dengan maraknya berita peningkatan kasus Omicron di Indonesia justru diadakan perkuliahan tatap muka?. "Pengambilan keputusan untuk mengadakan PTM menurut saya kurang efektif. Seharusnya pihak atasan belajar dari kasus tahun lalu dimana adanya peningkatan kasus pasien positif setelah adanya varian baru. Masa harus nunggu ada yang positif dulu dari civitas akademik baru kemudian daring kembali?” ungkap Ratna.


"Keputusan yang telah diberikan atasan mengenai perkuliahan semester genap tahun ini, menurut saya atasan masih memberikan keputusan yang sangsi. Karena di akhir sosialisasi disebutkan bahwa keputusan masih dapat berubah sewaktu-waktu,” tegas Ratna. Mahasiswa Agroteknologi itu juga menjelaskan kekhawatiran yang dirasakan bagi beberapa mahasiswa lainnya. "Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi beberapa mahasiswa, khususnya dari luar daerah. Takutnya jika memilih perkuliahan luring, lalu tiba-tiba dipulangkan. We will lose our money misalnya, sudah bayar uang kos dan lain-lain,” keluh Ratna.


Sehubungan dengan keputusan yang diberikan mengenai kuliah tatap muka, Ratna pun tidak sepakat dengan adanya keputusan tersebut. “Tidak, padahal pemerintah sudah memberikan keringanan dengan adanya perkuliahan daring. Seharusnya hal itu dapat dimanfaatkan dengan bijak. Jika kondisi sudah lebih terkontrol, mungkin bisa diadakan kuliah luring,” tegas Ratna.


Terakhir, suatu harapan muncul ditengah problematika mengenai sistem perkuliahan semester genap tahun ini. Ratna menyampaikan harapannya agar pihak-pihak yang berwenang memikirkan hal ini kembali sebelum memberikan keputusan final. "Mungkin untuk yang sidang skripsi/PKL bisa diadakan luring, asal dengan peraturan yang lebih ketat, misalnya melakukan karantina sebelum sidang. Sementara untuk mahasiswa semester lain yang tidak ada keperluan ujian, bisa dilakukan secara daring," jelas Ratna saat diwawancara oleh LPM Alipi pada Jumat (11/02/2022)

Reporter : Nita
Editor : Ariyani

Kamis, 10 Februari 2022

Kuliah Tatap Muka Fakultas Pertanian UTM: Siapkah Faperta melakukan PTM?


Fakultas Pertanian Menyatakan Siap Melakukan Pembelajaran Tatap Muka

(Foto: Dokumentasi Internal Alipi) 


Alipi NEWS-Sehubungan dengan akan diadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau bisa disebut dengan luring, pihak Universitas khususnya Fakultas Pertanian terus berbenah. Persiapan perkuliahan secara luring ini terus disiapkan secara matang dan dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat, mengingat waktu awal perkuliahan yang akan berlangsung pada tanggal 21 Februari nanti.


Kamis (10/02/2022) selaku Dekan Fakultas Pertanian, Bapak Fuad di ruangan Dekan Fakultas Pertanian mengatakan bahwa Fakultas Pertanian sudah siap melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan skenario yang telah disiapkan.


"Di situ (surat edaran FP) sudah disampaikan perkuliahan dimulai pada tanggal 21 Februari, tatap muka luring," Ungkap Fuad. Di sisi lain perkuliahan dapat dilakukan secara hybrid bagi mahasiswa dengan situasi tidak memungkinkan. “Namun untuk mengakomodasi mahasiswa yang tidak dapat melakukan PTM dapat dimungkinkan untuk dilakukan secara hybrid,” tambah Fuad.


Fuad juga menjelaskan bahwa pengumpulan surat persetujuan yang merupakan syarat mutlak mengikuti PTM bersamaan dengan proses Kartu Rencana Studi (KRS). "Pada saat KRS dan diadakannya proses luring, dia memiliki gambaran apa yang harus dilakukan termasuk membuat surat pernyataan itu. Jadi, batas terakhirnya yaitu dibatas waktu KRS,” tegas Fuad lebih lanjut.


Berkaitan dengan surat persetujuan PTM, pihaknya mengungkapkan bahwa Fakultas Pertanian akan tetap melakukan luring meskipun lebih dari 50% mahasiswa tidak dapat melakukan PTM. "Karena surat persetujuan itu sudah mutlak, maka kita akan tetap jalankan PTM, tetap kita jalankan luringnya, tetap kita jalankan akomodasi dalam artian yang daring itu juga. Kita akan selalu mengakomodir teman-teman, karena di Peraturan Rektornya diperbolehkan untuk luring dengan persyaratan tertentu,” jelas pak Fuad.
Lebih lanjut Fuad mengatakan bahwa kegiatan UKM dan kegiatan kemahasiswaan yang lain dapat dilakukan secara luring, namun tetap mengacu pada protokol kesehatan yang juga berkaitan dengan surat persetujuan orang tua dan telah vaksin. "Jangan sampai nanti, misalkan dia bilang bahwa dia tidak mau melaksanakan PTM secara luring, tapi dia aktif di kegiatan kemahasiswaan kan jadi aneh juga kalo gitu", tambah beliau.


Perihal aturan ketat mengenai kegiatan kemahasiswaan, Fuad menyampaikan bahwa disurat edaran yang telah ditanda tangani menjelaskan syarat untuk melakukan kegiatan kemahasiswaan antara lain menjalankan protokol kesehatan dan juga sebisa mungkin untuk melakukan kegiatan di ruang terbuka untuk menghindari terjadinya klaster baru.
Beredar kabar bahwa terdapat kebingungan di kalangan mahasiswa mengenai PTM luring ini, namun dengan cepat Fuad memberi menanggapi masalah ini. "Malah sebenarnya mahasiswa lebih cepat mendapatkan informasi, kayak Peraturan Rektor dan sebagainya itu harus lebih cepat mahasiswa mendapat informasinya ketimbang kita yang di Fakultas,” terang Fuad. Beliau juga memberi saran bagi mahasiswa yang kebingungan dapat bertanya kepada dosen wali ketika melakukan KRS, untuk menanyakan lebih lanjut mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Selaku pimpinan di Fakultas Pertanian, Fuad mengharapkan semua yang kita inginkan terkait pembelajaran dapat berjalan dengan baik. "Karena kita sudah mempunyai pengalaman terkait dengan proses daring itu terkadang capaian pembelajarannya masih belum optimal, sehingga timbul kerinduan atas proses luring dan adanya desakan dari mahasiswa,” terang Fuad selaku Dekan Fakultas Pertanian saat diwawancarai oleh LPM Alipi (10/02/22).


Di akhir wawancara, Fuad juga memperjelas bahwa dosen tidak hanya teori saja yang diajarkan, namun gestur dan interaksi fisik dapat menambahkan capaian pembelajaran.


Reporter : Abdurrahman dan rizqi
Editor : Bayu dan Ariyani