This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 21 Maret 2018

Bersatu dalam Kedaulatan, Gubernur FP: Pertanian Baik-Baik Saja!

ALIPINEWS(21/03) - Gubernur beserta seluruh Ketua Umum Badan Kelengkapan Fakultas Pertanian (BK-FP), pukul 11.00 WIB tadi menemui Rektor Universitas Trunojoyo Madura yang didampingi oleh wakil dekan 3 dan ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DMP-FP). Pertemuan tersebut bertempat di gedung rektorat lantai 5 ruang 501 dan mendapatkan sambutan yang baik dari rektor beserta jajarannya. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Rektor UTM, Kepala Biro BAK, Kabag Akademik Kemahasiswaan dan Kasubag Kemahasiswaan. Sangat disayangkan, wakil rektor 3 selaku pihak yang berwenang dalam bidang kemahasiswaan tidak dapat hadir karena sedang ada urusan di luar kota.

Seluruh BK-FP yang bersatu dalam lembaga kedaulatan mahasiswa, melayangkan surat penyataan sikap kepada Rektor UTM. Hal tersebut berkaitan dengan demo yang dilakukan oleh Aliansi Keluarga Mahasiswa (ALKEMA) kemarin (20/03).

Gubernur serta BK-FP meminta agar rektor memberikan tindakan yang  tegas kepada pihak-pihak yang bertindak tidak pantas terhadap Dekan FP dengan melontarkan kata-kata yang tidak sepantasnya disampaikan oleh seorang mahasiswa sebagai akademisi. Selain itu, Gubernur juga meminta agar pihak yang melakukan aksi untuk memohon maaf kepada Dekan FP dan mahasiswa pertanian atas ucapan yang dianggap melecehkan.        

Rektor UTM menegaskan bahwa dirinya tidak memihak siapapun dan berharap masalah ini dapat diselesaikan secepatnya secara kekeluargaan, "Kita sama-sama berusaha untuk menahan diri telebih dahulu, kita selesaikan dengan baik-baik" tegasnya.

Faisol Abrori selaku Gubernur FP mengatakan bahwa pertanian baik-baik saja dan akan terus mendesak rektor agar mengambil tindakan tegas terkait hal ini, "Rektor masih belum memberikan kepastian kepada BK-FP. Kami akan terus mendesak rektor agar mengambil tindakan tegas sesuai pernyataan sikap dan permintaan BK-FP tadi siang" tuturnya. (Vee/Ell)

Rabu, 14 Maret 2018

Fashion Show, Viper-C: Buming lagi trand 90-an.


     ALIPINEWS- (14/03/), Pagelaran  pembukaan acara  live music dan fashion show oleh  UKM FP Viper-C bekerja sama dengan U-mild di WDK (Warung Depan Kampus),  berlangsung meriah.  Acara itu merupakan bagian dari rentetan  peringatan Hari Musik Nasional yang puncaknya akan diselenggarakan di Surabaya.    Acara dimulai malam (18.00 WIB)   ,  diawali dengan life music, fashion show dan game. Dimeriahkan gues star dari Viper-C, Blue Munder, The Castle, B-Sing dan Padang Tresna.
     Acara bertema 'Sasando dan 90’s Fashion' tersebut dilatarbelakangi oleh bersamaan Hari Musik Nasional. Kata sasando (Satu Suara Indonesia) juga berarti alat musik,  dan tema 90’ an diambil karena akhir-akhir ini sedang buming trend 90an. "Jadi untuk menarik minat penonton diambilah tema tersebut," ujar Fikri Dhiya Ulhaq selaku Ketua Pelaksana.
     Fikri  mengatakan, acara tersebut juga digelar untuk mewadahi bakat dan minat Mahasiswa dalam berkarya, khususnya dalam musik dan seni.
Peserta lomba Fashion Show berasal dari sepasang delegasi dari setiap Badan Kelengkapan (UKM dan DPM) Fakultas Pertanian. Total peserta ada 11 pasang dan pemenang diambil dari juara umum dan juara terfavorit. Juara umum Fashion Show diraih oleh  LPM ALIPI  diwakili oleh Sulton Hakim (Agroteknologi ’17) dan  Dewinta Rosidatul Holilah (Agribisnis ‘16); juara favorit diraih dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) diwakili Diky Firmansyah (Agribisnis ‘16) dan Devi Sauca (Agribisnis ’17). (Day/Lut)

Jumat, 09 Maret 2018

Lemak dan Minyak yang Bikin Jenuh


"Apa bedanya lemak sama minyak, anak-anak?" ucap seseorang dengan nada sedikit keras. Ia jauh diatasku usianya. Namanya Pa Guru. Yah, aku tak salah ketik. Namanya memang Pa Guru. Katanya, saat ia masih dikandungan, ibunya nyidam banget sama pakaian guru SMP dekat rumahnya. Alhasil, ayahnya jadi korban keinginan ibunya. Bayangkan, ayahnya hampir seminggu, kalau dirumah, harus pakai seragam yang mirip sama guru-guru SMP. Dan, penderitaan itu berakhir setelah ayahnya mengucapkan sebuah janji. Kata ayahnya, kalau anak kita lahir, akan kuberi nama Pak Guru.

"Janji ya, Pa?" ucap ibunya dengan genit-genit lucu. Ayah mengangguk mirip perkutut manggung.

Kenyataan terkadang tak sesuai rencana, begitu ucapnya, saat menjelaskan asal-usul namanya.

"Setelah lahir, ayahku melaporkan kelahiranku ke Desa. Maklum, petugasnya udah tua, ayah bilangnya Pak Guru, eh, ditulis Pa Guru."

Gelak tawa menggelegar dari mulut-mulut yang tadi pagi lupa belum gosok gigi. Ya, kami, siswa SMA ingusan, terpingkal-pingkal dengan cerita lucu Pa Guru.

***

"Lemak itu bikin gendut, kalau minyak bikin mateng, Pak Guru." jawab ketus Salim. Ia teman sebangku-ku. Sebenarnya, itu adalah jawaban jujur. Ia sudah praktik. Akibatnya, tubuhnya kebanyakan lemak dan ia suka gorengan. Yah, menurutku hidupnya tak jauh dari lemak dan gorengan. Uh...

"Ada yang lain?" Pa Guru melemparkan pandangannya pada teman-teman dibelakang. Aku melihat mereka, tepatnya beberapa dari mereka, bersembunyi dibalik punggung teman didepannya. Kau tahu, andai mereka kura-kura, mungkin kepalanya akan mereka sembunyikan dibalik tempurung.

"Coba, kamu!" Pa Guru menunjuk Angel. Angel, kulihat, sedikit menata nafasnya. Perempuan ini bisa jadi masuk kategori perempuan tercantik sejagat. Saat senyum, aku selalu gemes melihat pipinya yang gimana gitu. Ditambah cekungan imut di pipinya, Anggel makin terlihat manis. Tambah hidung mancung yang...ah, pokoknya gitu, dah.

"L..le..le..le..lemak itu, s..ss.s..sama dengan mmmmminyak, Pa Gulu."

"Loh, kok sama? Samanya dimana?"

"Ss...sama-sama...bebe...bisa buat goleng klupuk."

Uh...yes, dah, kalau udah dengar ucapannya. Yah, kesempurnaan selalu beriringan dengan kekurangan. Itulah Angel, perempuan yang tak tahu kalau di abjad itu ada huruf "R" dan gagap gempita itu menyebabkanku mengurungkan niat untuk menjadikannya pacar. Bayangkan, namaku Raci Feri, dan ia memanggilku "Laci Feli". Belum juga kalau ia khilaf mengganti huruf "F" jadi "P". 

Jadinya, Laci Peli. Iiih...jolok bingits...

Pa Guru tersenyum. Kemudian menekuni satu-persatu dari kami. Hingga pandangannya jatuh pada Joko. Ia adalah tipe-tipe siswa yang menganggap pertanyaan Pa Guru sebagai bencana alam. Keringatnya mulai mengalir dari keteknya. Hingga basah. Bahkan, jamur tiram pun tumbuh subur di kain bajunya, tepatnya dibagian ketek.

Tik..tok..tik..tok...

Menunggu jawaban Joko.

Loading...

Dan, kulihat, seluruh bajunya basah keringat. Wajahnya pucat, tapi ia tetap konsisten pura-pura mikir. Kau tahu, saat-saat seperti ini, kalau Pa Guru meladeni Joko, kelas kami bisa tiba-tiba bau pesing. Pa Guru kembali tersenyum, "Oke, coba yang lain. Coba kamu!"

Mati! Kiamat! Kali ini aku harus menjawab pertanyaan yang belum pernah kutanyakan pada Ibu. Setahuku, lemak dan minyak adalah bahan utama yang ibu butuhkan untuk memasak. Tapi aku tahu sesuatu. Sebelum menjawab, aku lebih dulu menarik nafas dan mengeluarkan pelan-pelan, "Minyak itu ada berbagai bentuk, Pa Guru. Ada yang padat, contohnya kertas minyak; ada yang jel, contohnya minyak rambut; ada yang cair, contohnya minyak goreng. Kalau lemak, bentuknya padat, contohnya Salim dan kerbau, yang sama-sama jumbo akibat kebanyakan lemak." jawabku, diikuti gelak tawa menggila. Lepas.

Pa Guru belum juga puas. Kini giliran Ani. Ia kami juluki ratu baper. Pasalnya, ucapan apapun yang keluar dari mulutnya, takkan jauh dari kondisi kejiwaannya. Misal, kalau lagi sedih, mulutnya hanya kenal bahasa sedih; kalau lagi senang, mulutnya hanya kenal sama lelucon; dan, kali ini Ani sedang galau.

"Sebenarnya minyak dan lemak itu banyak perbedaannya. Tapi menurut saya, Pa Guru, perbedaan paling terlihat itu terhadap kondisi psikologis. Nah, minyak yang banyak akan menyebabkan muka kita kusut dan make up luntur. Akibatnya, tingkat ke-PD-an kita menurun," Ani menjelaskan, ia mirip ahli mutu, dengan yakin. Ia tak peduli yang dikatakan benar atau salah. Baginya, kalau salah gak dosa, ya gak masalah.

"Nah, kalau lemak, itu berpengaruh pada tingkat kejenuhan. Tingkat saturasi. Makanya, orang yang kebanyakan lemak, dia lebih gampang jenuh sama segala hal." lanjut Ani, sambil memainkan tangannya, mirip saat Pa Guru sedang mengajar: gaya tangan saat presentasi.

Aku tahu maksud Ani adalah salim. Ia memang lagi jenuh dengan Ani. Kau yang pernah pacaran sama teman sekelas pasti tahu rasanya lemak jenuh yang dibicarakan Ani. Yah, salim dan Ani satu-satunya pasangan paling kontroversi dikelas. Bayangkan saja, Ani ratu Baper VS Salim juragan lemak jenuh. Jadi makanan apa coba? Embuh,lah!

Pa Guru mungkin udah bosan bertanya pada siswa-siswa kelas profesional macam Salim, Joko, Ani dan aku. Aku tahu, semua guru seperti itu. Mudah saja ditebak. Kalau-kalau sudah bosan dan patah hati, ujung-ujungnya menanyakan jawaban kepada si miniatur Albert Einsten: Marjuki. Ia adalah yang paling cerdas diantara kami. Saking cerdasnya, nama-nama mahluk gaib hingga struktur sel dan tingkahlakunya, juga rumus-rumus kimia dan fisika, hafal diluar kepala. Ia sangat akrab samaEscerichia Colli dan Salmonella Typi. Kau tahu, akibat akrabnya dengan E. Colli, ia sering mencret di kelas. Dan karena Salmonella Typi, ia juga sering sakit typus. Lebih buruknya, kalau si Salmonella Typi itu datang, ia suka emosi. Tempramen banget pokoknya. Suhu otaknya bisa sampai 40 derajat Celcius.

Yah, balik ke paragraf diatas tadi: setiap kelebihan selalu beriringan dengan kekurangan.

"Marjuki, menurutmu, apa bedanya Lemak dan Minyak?" ucap Pa Guru dengan mata berbinar, berharap mahluk satu ini benar-benar menjadi cahaya diantara gelapnya isi ruang kelas.

"Lemak itu, titik didihnya lebih tinggi dibandingkan minyak. Kedua, lemak pada suhu kamar berbentuk padat, sedangkan minyak berbentuk cair." jawab Marjuki. Meski aku tak tahu maksudnya, aku yakin jawaban itu benar. Bukan karena tak punya alasan, tapi Marjuki memang cocok jika kujuluki kamus hidup.

"Nah, tepat!" Pa Guru mengacungkan jempolnya pada Marjuki. Tapi kami tidak. Kami tiap hari lihat si kamus hidup itu menjawab dengan benar. Dan kami seperti makan lemak jenuh yang ikatan rangkapnya berlipat-lipat. Yah, namanya juga jenuh, jawaban luar biasa pun rasanya biasa.

Pelajaran berlanjut. Pa Guru mulai menerangkan spesifikasi lemak dan minyak hingga akar tunggang dan serabutnya. Kura-kura di jajaran bangku belakang satu-persatu mulai nyenyak. Salim dan Ani tak terlihat saling mengedipkan mata, apa lagi lempar senyuman. Dan, mataku mulai redup. Pa Guru berubah seperti bayangan hitam yang jahat. Aku gak kuat. Aku tidur. Pulas. Didalam kelas.

Dalam mimpi, aku menjawab salam Pa Guru. Ia pamit karena waktu mengajar telah habis. Ia keluar pintu, membawa lemak dan minyak jenuh yang membuatku jenuh. "Ah, selain jenuh, makanan yang mengandung lemak dan minyak suka tengik," ucapku, sambil menikmati kepergian Pa Guru, didalam mimpi.

Bangkalan, 9 Maret 2018

Em Ruddy


Senin, 05 Maret 2018

Adakan Musyawarah, BK-FP Menentukan Pilihan


     ALIPINEWS- Senin (5/3) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DPM-FP) mengadakan musyawarah bersama Badan Kelengkapan Fakultas Pertanian (BK-FP) dengan agenda Musyawarah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Fakultas Pertanian. Agenda ini merupakan mediasi lanjutan dari mediasi sebelumnya. DPM-FP sebagai fasilitator memfasilitasi kedua paslon untuk menyelesaikan sengketa secara kekeluargaan.
     Musyawarah ini dihadiri oleh 2 delegasi dari masing-masing BK-FP, presidium FP, seluruh anggota DPM-FP dan masing-masing paslon,  di Sekber R-22 pukul 19.00 WIB. Jumlah audiens musyawarah yang hadir sebanyak 48 orang termasuk paslon dan presidium 1, 2 dan 3. Peserta musyawarah sempat panas karena Cagub no. 1 tidak hadir dengan alasan tidak mengetahui terkait agenda musyawarah tersebut. Sementara berdasarkan keterangan Ketua dan Sekjen DPM-FP, agenda ini tertera jelas dalam surat undangan. "Ini bukti undangannya. Sudah jelas ada agenda ini," ucap Ketua DPM-FP, memberikan penjelasan kepada peserta.

     Setiap audiens dalam musyawarah diperkenankan untuk memberikan hak bicaranya sesuai tata terbib AD/ART Fakultas Pertanian. Setiap ketua umum BK dan DPM-FP memiliki 1 hak suara untuk memilih. Pilihan pertama adalah setuju dengan hasil keputusan MKM dan kedua adalah setuju dengan hasil Pemilu Raya Fakultas Pertanian.
     Hasil voting di dapat 8 suara setuju dengan hasil Pemilu Raya FP, 1 suara setuju dengan hasil Putusan MKM, 1 suara golput dan 1 suara tidak sah. Sehingga, hasil musyawarah tersebut memutuskan bahwa paslon no. 2: Faisol Abrori dan Slamet Sugianto, dinyatakan menang dan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur FP. (Ven/Mil).

Sabtu, 03 Maret 2018

FORMULIR PENDAFTARAN ANGGOTA LPM ALIPI 2018


Kamis, 01 Maret 2018

Tahap Pertama Mediasi Antar Paslon Tak Ada Hasil, DPM FP: Kita Mengumpulkan Barang Bukti


     AIPINEWS-Kamis (01/03) Sengketa Pemilihan Gubernur (pilgub) Fakultas Pertanian masih berlanjut hingga saat ini. Sebelumnya, KPUM-FP bersama Wakil Dekan 3 (Wadek), DPM-FP 2017, Wakil Rektor 3 (Warek), dan Gubernur FP 2017; serta masing-masing Paslon pada Senin (19/2) kemarin menggelar musyawarah untuk mencari titik temu dari permasalahan tersebut. Musyawarah tersebut menghasilkan tiga tahap penyelesaian: Mediasi antar Paslon, Mediasi antar Paslon dengan didampingi DPM-FP, dan Musyawarah Luar Biasa (Muslub).
     Tahap pertama telah dilakukan dan belum mendapatkan hasil. Hingga Rabu (28/2) kemarin, digelar mediasi antar Paslon bersama DPM-FP di Ruang 202 (Sekber baru BK-FP). Acara tersebut digelar untuk mengumpulkan dan memeriksa bukti-bukti terkait. "Menerima dan memeriksa setiap laporan permasalahan-permasalahn paslon," ucap Rohman, menjelaskan acara tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh Akhmad Farid, selaku wadek 3 FP.
     Selanjutnya, DPM-FP akan rapat membicarakan hal tersebut, jika terdapat bukti yang konkret, maka akan dilimpahkan kepada MKM. "Bukti-bukti ditampung, dicatat, dirapatkan dengan DPM, kemudian jika ada bukti yang konkret maka akan dilimpahkan ke MKM, dilakukan sesuai prosedur" terang Rohman, Ketum DPM-FP.
     Menurut Akhmad Farid, jika permasalahan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, maka tidak perlu dibawa ke MKM. "Jika dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan kepala dingin, mengapa harus diselesaikan secara hukum," tukasnya.
Dia berharap permasalah ini harus segera diselesaikan agar semua kegiatan organisasi mahasiswa Fakultas Pertanian dapat berjalan, "Semua harus tetap bejalan, jangan sampai terhambat." Lanjutnya. (Ell/Rud).